Apa yang dimaksud dengan as-Salafiah Pertanyaan kepada Lajnah Daimah?
Apa yang dimaksud dengan as-Salafiah dan apa pendapat Anda tentangnya? Jawaban: Segala puji hanya bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, keluarganya, dan para sahabatnya. Wa ba’du. As-Salafiah (السلفية) adalah nisbah kepada as-Salaf (السلف). As-Salaf (السلف) adalah para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para imam yang membawa petunjuk dari tiga generasi awal (umat ini) radhiallahu anhum. Mereka adalah orang-orang yang telah dipersaksikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai (umat yang) terbaik sebagaimana dalam sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam, خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ أَقْوَامٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ “Sebaik-baik manusia adalah pada masaku. Kemudian, orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya), lalu orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya lagi). Kemudian, akan datang kaum yang persaksian seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya.”[1] (HR. Ahmad dalam Musnad-nya. Hadits ini diriwayatkan pula oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim) Adapun as-Salafiyyun (السلفيون) adalah bentuk jamak (plural) dari kata salafi (سلفي), yakni nisbah kepada as-Salaf (السلف) dan sebelumnya telah dijelaskan apa itu makna as-Salaf (السلف). (Jadi, makna as-Salafiyyun atau para salafi) adalah orang-orang yang beragama di atas manhaj (metode) para salaf dalam berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah (ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam), serta mendakwahkan dan mengamalkan keduanya (Al-Qur’an dan As-Sunnah). Dengan demikian, mereka (yakni as-Salafiyyun atau para salafi) adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Wabillahit taufiq. Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-Ilmiah wal Ifta Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz; Wakil: Abdurrazaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Qu’ud (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 2/242—243, pertanyaan kedua dari fatwa nomor 1361)